Foto Penutupan Jalan di Dusun Kenayan ( Dok Wr Info )
Menurut Pak Boediardjo, berbagai dampak yang akan terjadi atas pembangunan Taman Wisata Candi Borobudur sudah sangat diperhitungkan, termasuk menyangkut dampak sosial, budaya, ekonomi, dan perubahan pola hidup masyarakat. Perubahan itu, dari kehidupan mereka yang selama ini sebagai petani, penderes kelapa, buruh tani, menjadi kehidupan layaknya sebagai orang kota. Juga dampak ekonomi yang akan timbul, misalnya menyangkut suasana arus penjualan barang dan jasa, atau pun pemindahan arus kendaraan maupun pusat perdagangan atau pasar. Sayang beliau agaknya lupa belum menghitung dampak sosial terhadap masyarakat yang belum pernah sama sekali memegang uang sedemikian banyak akibat proyek itu.Hidup secara boros setelah menerima uang ganti rugi dan berbagai praktik mencari keuntungan sendiri lainnya terkait dengan proyek itu. Masyarakat yang telah menyerahkan tanah beserta bangunannya untuk proyek itu, lalu mendapatkan ganti rugi, ternyata praktiknya salah dalam menggunakan uang ganti rugi itu.
Dampak sosial yang dialami oleh kalangan panitia proyek, misalnya tindakan berlebihan dengan mendatangi rumah-rumah warga secara berbondong-bondong pada malam hari. Pendekatan semacam itu, menimbulkan masalah baru bagi warga yang merasa kurang mengerti dengan baik tentang rencana proyek itu. Warga merasa ketakutan, terlebih mereka yang sedianya tetap mempertahankan haknya. Dampak lain yang terjadi, di antara warga yang telah menyerahkan tanah dan bangunan dengan yang masih bertahan. Hubungan antara mereka yang sebelumnya harmonis menjadi renggang.
Pecahnya kebersamaan antara warga yang telah menyerahkan hak milik dengan mereka yang masih bertahan itu terlihat. Warga yang telah menyerahkan haknya, mulai mengasingkan diri. Ia merasa telah berkhianat dengan sesama warga yang belum menyerahkan haknya. Sebaliknya, mereka yang belum menyerahkan haknya, merasa dipameri berbagai gaya hidup baru warga yang telah menyerahkan haknya dan mendapatkan ganti rugi. Namun juga terasa bahwa sebagian warga yang telah menyerahkan tanah beserta bangunannya, mulai dikucilkan oleh masyarakat yang belum menyerahkan. Setidaknya hal itu terlihat, saat Pak Marto Bugel, seorang tuan tanah yang telah menyerahkan tanah dan bangunannya, kemudian mempunyai hajatan supitan anaknya dengan menanggap wayang kulit semalam suntuk. Beberapa warga lain yang belum menyerahkan tanah dan bangunannya, tidak mau datang ke rumah Pak Marto Bugel yang sedang memiliki hajatan tersebut .
Hal serupa juga dialami oleh beberapa warga lain yang juga telah menyerahkan tanah dan bangunannya. Ia merasa dikucilkan oleh warga yang belum menyerahkan. Kondisi ketidakharmonisan sesama warga, khususnya Dusun Ngaran Krajan dan Kenayan tersebut, mengundang perhatian sanak saudara mereka. Akibatnya, tidak sedikit warga meninggalkan dusunnya itu, untuk kemudian tinggal serumah dengan sanak-saudaranya di dusun lain, sedangkan keadaan rumahnya terkunci.
إرسال تعليق