Borobudur

Dalam Seribu Tradisi

(Melestarikan Tradisi dengan Sesaji )

JILID 2

Oleh:

Sucoro


 

Penyunting:

TIM RISET BRIN

TIM BUKU BOROBUDURKU

 

Disain Cover dan Lay-out:

Eri Kusuma Wardhani

Sapto Nugroho

 

Penerbit:

Warung Info Jagad Cleguk

Jl. Medangkamolan 7 Borobudur

Email: ruwatrawatborobudur@gmail.com

ISBN

 

Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 19 Tahun 2002

Tentang Hak Cipta

 

Lingkup Hak Cipta

Pasal 2:

1.    Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau mem perbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

 

Ketentuan Pidana

Pasal 72:

1.    Barang siapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak  Rp. 5.000.000.000,00  (lima milyar rupiah)                                                 

2.    Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamer kan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

 

  

 

Daftar Isi

                                            

 

Bab I

Daftar Isi

Diskripsi  ( Hal 9 )

Pengantar ( Hal 11 )

 

 

Bab 2

Melestarikan Nilai Tradisi “Desanisasi”

Dengan punthuk Setumbu di Karangrejo Tahun 2006

(hal14)

 

 

Tradisi I Dan prasasti Sosial

Nilai Tradisi Dan Kerukunan Umat Beragama Berbasis Inklusifitas Sosial Budaya  Kawasan di World Heritage  ( Hal 32)

 

 

Rasa Handarbeni Masyarakat Desa Tanjungsari dengan Borobudur ( 39 )

 

 

Ajar Kanthi Nalar dalam Memaknai Tradisi Prasasti Sosial Dan Borobodur ( Hal 46 )

 

 

‘Konggres Borobudur 2’ Ruwat Rawat Borobudur XXII – 2024

Menelisik Nilai Spiritualitas dan Keragaman Tradisi Budaya Borobudur ( Hal 53 )

 

 

‘Selamatan Borobudur’

UNESCO membantu dana untuk pelestarian Candi Borobudur

( Hal 57 )

 

Sedekah Kedung Winong

di Sungai Progo

Ungkapan rasa syukur Pencari Batu warga dusun Gleyoran

( Hal  62 )

 

 

Ritual Pasar Ngumandhang

Upaya menghidupkan Pasar Desa Tegalarum, Borobudur ( Hal 70 )

 

 

Suran Gunung Tidar,

Di Makam Petilasan Eyang Ismaya Jati ( Hal  76 )

 

 

Ziarah Makam Sunan Geseng

Mubaligh Murid Setia Sunan Kalijaga ( Hal 84 )

 

 

Haul KRT Suronolo

Penasehat Adipati Pengging

Kirab Budaya dan pagelaran wayang kulit  ( Hal 93 )

 

‘Grêbêg Gunungan Lènthèng Agung’

Muludan di desa Sumberarum

Kecamatan Tempuran Magelang ( Hal 100 )

 

 

Jamasan Topeng Lengger

Merti Dusun Kledung Kulon

desa Sutopati, Kajoran, Magelang  ( Hal 105 )

 

 

Sedekah Makam mBah Cebong

Merti Dusun Cebongan  Windusari di kaki Gunung Sumbing  ( Hal 110 )

 

 

Nyadran di Makam Petilasan Kyai Candrabumi

Pengembara dari Karaton Mataram ( Hal 114 )

 

 

Nyadran di Gunung Balak Pakis, Magelang

Tempat Pusaka Kalimasada dimakamkan oleh Syekh Subakir ( Hal  124 )

 

 

Nyadran di Makam P.Dipokusumo dan P.Diposakti

Di Gunung Kuli desa Podosoko, Sawangan, Magelang

( Hal 130 )

 

 

Nyadran di makam Kyai Ageng Karotangan

Adik Ki Ageng Pemanahan Leluhur Kasultanan

Mataram ( Hal 133 )

 

 

Nyadran Nangka Growong’ Peninggalan Ki Ajar Windusana di kaki Gunung Merbabu ( Hal 145 )

 

 

Nyadran di Makam R.Ay Klething Kuning

Di desa Pucanganom Kecamatan Srumbung, Magelang

( Hal 154 )

 

 

Pasar Kiringan desa Ringinanom,

Tempuran, Magelang,Tempat orang melaksanakan “midhang” ( Hal 158)

 

 

Sendang Suruh di kaki Menoreh Petilasan P. Diponegoro yang masih dilestarikan ( Hal 164 )

 

 

Sedekah Bumi Punthuk Setumbu di desa Karangrejo, Borobudur

Melestarikan tradisi masyarakat petani  ( Hal 173 )

 

 

 

BAB 3

 

Spiritualitas Dalam Ruwat Rawat Borobudur

 

Spiritualitas Jawa di Pasar Kiringan ( Hal 180 )

 

Spiritual Jawa pada Tradisi Sunatan ( Hal 188 )

 

Spiritualitas pada Tradisi Sadranan ( Hal 175 )

 

Spiritualitas Dalam Ruwat Rawat Borobudur ( Hal 200 )

 

Sekilas Kegiatan Ruwat Rawat Borobudur ( Hal 206 )

 

Ritual Sunyi Pustaka Aksara Ruwat Rawat Borobudur

(Hal  216 )

 

Biodata Penulis ( 222 )

 

  

 

DISKRIPSI

 

Perkembangan Borobudur pasca restorasi mengalami banyak sekali pergeseran nilai-nilai agung. Sebagai sebuah monument yang besar, Borobudur seperti kehilangan “roh” dan masa depannya. Borobudur sebagai warisan budaya Dunia tangible telah semakin jauh dari warisan budaya Intangible yang berupa tradisi spiritual sebagai sebuah sistem orientasi yang membantu untuk menafsirkan realitas dari  sebuah pranata adat tidak lagi menjadi acuan dasar dalam berperilaku. Ketidak berdayaan masyarakat  dalam mempertahankan eksistensinya merupakan ancaman yang serius untuk estafet nilai tradisi selanjutnya

Disharmonisasi antara pengelola dengan masyarakat telah menjadi rahasia umum. Padahal semakin hari, permasalahan demi permasalahan yang terjadi akan semakin pelik. Serta pergesekan antara pengelola dengan pengelola, pengelola dengan masyarakat, dan masyarakat dengan masyarakat semakin tak terkendali. Padahal Borobudur adalah sebuah mandala bagi tatanan agung kehidupan umat manusia. Bahkan monument ini telah diakui memiliki outstanding universal value oleh dunia. Oleh sebab itu, saat ini adalah moment yang tepat bagi kita semua baik itu pengelola, akademisi, umat budha, dan masyarakat Borobudur untuk saling berefleksi dan berintropeksi demi keberlangsungan hajat besar dalam melestarikan sang maha karya agung Borobudur secara bersama-sama.

Selanjutnya melalui Buku berjudul Borobudur Dalam Seribu Tradisi  , kami mencoba gambaran yang telah terjadi dengan harapan  kepada semua pihak untuk dapat memberikan komentar  tentunya untuk saling melengkapi hingga terwujudnya pengelolaan Borobudur yang memberi kebermanfaatan bagi semua pihak

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pengantar

Buku ‘Borobudur dalam Seribu Tradisi’

Jilid ke 2

Perkembangan pariwisata sebagai suatu industri, selain menimbulkan dampak positif terhadap pembangunan dan perolehan devisa negara, ternyata banyak pula menimbulkan ekses negatif terhadap pelestarian warisan budaya. Kebanyakan pengelola  pariwisata hanya memikirkan sisi komersialnya tanpa memperhatikan pelestarian atas bangunan cagar budaya serta norma-norma dan kearifan lokal yang semestinya diberlakukan. Banyaknya wisatawan yang datang masih menikmati keindahan bangunan fisik yang akan terus mengancam kerusakan. Sementara keagungan nilai spiritualitas universal Borobudur sebagai warisan budaya dunia yang lengkap dengan pengetahuan kehidupan terabaikan.

23 Tahun kami berpartisipasi menyelenggarakan kegiatan budaya rakyat bertajuk Ruwat Rawat Borobudur,  ternyata masih dirasa belum cukup dianggap sebagai peran masyarakat yang sadar akan pentingnya pelestarian nilai spiritualitas Borobudur yang selaras dengan cagar budayanya

Untuk itu melalui buku “Borobudur dalam Seribu Tradisi Jilid ke 2 ” yang merupakan rangkuman dari sejumlah kegiatan bincang budaya, Sarasehan Budaya ,bertema ”Menelisik Kebermanfaatan Nilai Spiritualitas Borobudur” ini kami  mencoba menyajikan informasi Potensi yang ada dan masih berkembang serta perkembangan dampak pariwisata, terhadap perkembangan tradisi budaya lokal yang pada umumnya hanya diukur dan  dikaitkan dengan sektor ekonomi. Tim penulis telah mengkaji dan menganalisis keragaman nilai-nilai Spiritualitas sebagai bentuk kongkrit pelestarian terhadap “prasasti sosial” yang ada dan berkembang di Kawasan Borobudur sebagai bentuk dari hasil karya cipta masyarakat yang kreatif di zamannya.

Di sisi lain penulis mencoba menghadirkan sekilas catatan dari data yang kami miliki 274 acara tradisi  yang kemi peroleh dalam penulis menghadiri kegiatan tradisi yang ada dan masih berkembang di seputaran Kawasan Borobudur . Tentu sajian ini masih belum sempurna , untuk itu mohon maaf atas ketidak sempurnaanya .Semoga buku ini menginspirasi keberlanjutan kelestarian dan kemanfaatan atas nilai spiritualitas sekaligus memberikan jalan keluarnya.

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                               

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Post a Comment

أحدث أقدم