Ahad 09 Feb 2020 19:23 WIB
Red: Indira Rezkisari
Sejumlah seniman mengikuti kirab Ruwat Rawat
Borobudur di kompleks Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang, Jawa
Tengah, Minggu (9/2/2020). Tradisi Ruwat Rawat Borobudur yang dilaksanakan oleh
masyarakat seniman komunitas Brayat Panangkaran Borobudur tersebut sebagai
bentuk penghargaan dan pelestarian terhadap situs warisan budaya dunia melalui
seni budaya tradisional.
Foto:
ANTARA FOTO/Anis Efizudin
Ruwat Rawat Borobudur bisa jadi ajang pengenalan ke
dunia.
REPUBLIKA.CO.ID,
MAGELANG -- Kegiatan Ruwat Rawat Borobudur dilakukan sebagai
sarana pelestarian seni budaya di sekitar kawasan Borobudur. "Kami
berharap acara Ruwat Rawat Borobudur ini bisa terus diselenggarakan setiap
tahunnya sebagai suatu sarana pelestarian seni budaya peninggalan nenek moyang
yang adiluhung," kata Bupati Magelang Zaenal Arifin, Ahad (9/2).
Ia
menyampaikan hal tersebut dalam sambutan tertulis yang disampaikan Sekretaris
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang Achmad Husein pada pembukaan
Ruwat Rawat Borobudur di Pelataran Kenari Candi Borobudur. Kegiatan Ruwat Rawat
Borobudur oleh Brayat Panangkaran ini juga sebagai salah satu media yang
mengenalkan Candi Borobudur kepada dunia
internasional.
Ia
berharap kegiatan yang diiniasi oleh Brayat Panangkaran ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak terkait upaya pelestarian dan prlindungan budaya pada
Candi Borobudur. Sebagai salah satu tujuan wisata super prioritas tingkat
nasional maupun internasional, katanya Borobudur perlu berbenah pada segenap
aspek.
Selain
menaruh perhatian pada pelestarian Candi Borobudur sebagai salah satu cagar
budaya yang tidak ternilai harganya, pengembangan kawasan di sekitar Candi
Borobudur yang disiapkan sebagai Bali baru juga harus
mempertimbangkan berbagai aspek. Pelestarian berbagai cagar budaya memerlukan
keseimbangan aspek ideologis, sosial budaya, akademis, ekologis dan ekonomis
guna meningkatkan kesejahteraan rakyat.
"Paradigma
baru ini mengubah cara pandang yang semula menitikberatkan kepada pengelolaan
situs atau candi menjadi pengelolaan yang berorientasi pada pengelolaan kawasan
berikut peran serta masyarakat dan sosial budayanya," katanya.
Ia
menuturkan sebagai sebuah situs Candi Borobudur tidak hanya dipandang sebagai
cagar budaya semata. Namun yang lebih ditekankan adalah sebagai keseimbangan,
keserasian serta keselarasan antara Candi Borobudur dengan lingkungannya, baik
dengan masyarakat maupun kehidupan seni budaya di sekitarnya.
"Hubungan
erat antara Candi Borobudur dengan seni budayanya mestinya bisa terus dipertahankan
dan dilestarikan sehingga Borobudur tidak hanya dipandang sebagai warisan nenek
moyang semata namun lebih dari itu Borobudur dapat menjadi inspirasi dan
ekspresi bagi masyarakat. Khususnya kepada para pecinta seni dan budaya,"
katanya.
sumber
: Antara
إرسال تعليق