Berbagai acara telah digelar dalam rangka agenda Budaya Rakyat 21 Tahun Ruwat Rawat Borobudur . Salah satunya Sarasehan Budaya bertekan “ Menelisik Spiritualitas Borobudur Untuk Menjaga Kelestaraian dalam mewujudkan Borobudur sebagai Destinasi Wisata “ Acara tersebut diselenggarakan secara berantai di berbagai tempat. Tujuan utamanya 1 ) Untuk menggali pemahaman anak-anak muda milenial terhadap nilai spiritualitas, nilai kearifan lokal, dan nilai moderasi beragama yang terdapat pada Borobudur 2) Menumbuhkan kesadaran dan rasa handarbeni/memiliki akan warisan budaya Borobudur. Sehingga dalam upaya pemanfaatan Borobudur dapat selalu ingat akan pentingnya pelestarian terhadap Nilai dan bukan hanya pada bangunan fisiknya semata.3)Mendapatkan ide/pemikiran/gagasan para penggiat, pemerhati budaya, stakeholder maupun pemerintah melalui opininya yang dapat menjadi rujukan atau literasi bagi pemanfaatan dan pelestarian Nilai Borobudur 4)Mengangkat isu spiritualitas Borobudur melalui tradisi agar menjadi isu arus utama atau isu inklusifitas dengan isu lainnya dalam kepariwisataan yang melestarikan nilai spiritualitas
Menurut Sucoro sebagai
Penggagas kegiatan tersebut , bahwa Borobudur adalah tumpukan batu pahatan, namun tiap pahatan batu
mempunyai beribu makna, bahkan tidak terbatas. Hal itu karena pikiran manusia
yang memaknai tidak akan pernah mengenal titik henti. Pemerintah, sejarahwan,
arkeolog, budayawan, pelaku wisata, dan masih banyak lagi, memberikan maknanya
masing-masing terhadap Borobudur. Seniman, pedagang, umat Buddha, spiritualis,
bahkan politisi, dan sudah tentu masyarakat sekitar Borobudur yang tinggal
bersama Borobudur, mempunyai makna serta kepentingan masing-masing terhadap bangunan
tua yang sudah berusia lebih dari 1.200
tahun itu. Semua itu memperkaya makna Borobudur dan sekaligus bermanfaat baik untuk pelestarian maupun pemanfataan atas
keberadaanya meski dalam rentang waktu
yang cukup panjang. Salah satu torehan makna adalah yang dilakukan oleh kadang
Brayat Panangkaran Borobudur dengan Ruwat Rawat Borobudur , dan gerakanya sudah
21 Tahun
Borobudur pada
masa lampau dibangun atas tatanan nilai-nilai tertentu. oleh karenanya , Borobudur ini tidak hanya dilihat
dari aspek fisik, tapi sebetulnya di balik Borobudur ini ada sudut-sudut
budaya, situs-situs aneka ragaman nilai yang dapat kita gali dan sangat mungkin untuk
direkontruksi ulang . Borobudur sejak dimanfaatkan sebagai tempat pariwisata
pengelola hanya menjual keindahanya saja hingga nilai-nilai spiritualitasnya
terabaikan
Gagasan untuk
merekontruksi ulang agar Borobudur terselamatkan Bersama situs-situs prasati
sosial seperti panamaan nama Desa Dusun serta tempat peziarah lainya yang ada disekelilingnya sangat penting .
hingga kedepan "Borobudur ini tidak hanya dilihat dari aspek fisik, namun
setidaknya 3 aspek nilai yang terkandung didalamnya . 3 Aspek tersebut 1,
Borobudur sebagai wahana spiritual bagi Umat Budha . 2, Borobudur adalah
sebagai media edukasi pengetahuan tentang hidup dan kehidupan , hal tersebut
dapat kita lihat pada ornament relief yang ada dan semua relief tersebut menceritakan tentang hidup dan kehidupan masa
lampau yang tidak akan habis untuk dibaca . Dan ke 3 Borobudur sebagai tempat
wisata religi . Nilai-nilai estetika dan Seni Borobudur memiliki nilai jual
sebagai komuditas pariwisata yang bernilai tinggi. Disisi Budaya Borobudur
jelas sebagai Pusaka Budaya Bangsa yang mengandung nilai-nili luhur yang
relevan menjadi pedoman moralitas di era globalisasi
إرسال تعليق