Dilihat 1820 kali
Pentas kolosal Kidung
Karmawibhangga di Taman Lumbini Candi Borobudur Kabupaten Magelang Kamis
(13/19).
BERITAMAGELANG.ID - Candi Borobudur di Kabupaten Magelang tidak
hanya terkenal dengan keindahan alam dan bangunannya saja. Banyak juga potensi
tari tradisional yang melingkupinya, salah satunya Sendratari
Kidungkarmawibangga, pertunjukan yang diadaptasi dari sebuah relief yang ada di
Candi Borobudur.
Di antara ramai
wisatawan di musim libur Lebaran 1440 Hijriah Tahun 2019, puluhan penari yang
tergabung dalam komunitas Brayat Panangkaran Borobudur bersiap menjelang pentas
di taman Lumbini pelataran Candi Borobudur, Kamis (13/6). Secara bergantian
mereka merias diri dan menyiapkan kostum.
Seperangkat gamelan,
kenong, kendang dan lainnya telah tertata rapi di panggung utama Taman Lumbini
dengan berlatar belakang Candi Agung Borobudur.
Diawali tari Topeng
ireng dayakan, Sendratari Kidungkarmawibhangga memulai pentasnya. Para penari
dari Gunungsari, Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang ini menarik para wisatawan
Candi Borobudur untuk singgah menonton. Mereka tampil energik dengan irama
gamelan menarik.
Budayawan dan pendiri
Komunitas Brayat Panangkaran Borobudur, Sucoro mengatakan, Tari
Kidungkarmawibhangga ini terinspirasi dari salah satu panel relief di Candi
Borobudur.
"Sendratari
Kidungkarmawibhangga ini menceritakan sebab akibat, hukum karma baik maupun
perbuatan jahat. Relief Karmawibangga berada paling dasar di lantai Candi
Borobudur, kemudian tataran Ruhadatu dan Arupadhatu," kata Sucoro di sela
pementasan.
Tidak hanya
menceritakan perjalanan hidup seorang tokoh, dalam tari Kidung Karmawibhangga
juga diceritakan ajaran kebaikan untuk mencapai kesucian hakiki.
"Tokoh Dyah
Pujawardhani dalam Kidung Karmawibangga digambarkan sebagai tokoh perempuan
yang kuat perjuangannya. Ia lebih mempertahankan diri sebagai hamba yang suci
untuk mengabdi kepada Hyang Widi meski bergelimang harta," jelas Sucoro.
Selain itu, imbuh
Sucoro, dalam Kidung Karmawibhangga juga memiliki pesan moral penguatan dan
kebersamaan masyarakat dalam melestarikan Candi Borobudur. Seperti kali ini
puluhan penari yang tampil berasal dari Kabupaten Temanggung dan Windusari
Kabupaten Magelang.
"Namanya Candi
Borobudur ini tidak hanya untuk masyarakat Hindu atau golongan tertentu saja.
Namun juga merupakan simbol penguatan kebersamaan dan semuanya butuh kerukunan.
Daerah lain dapat menampilkan kreasi khas tari daerahnya melalui Borobudur
sehingga mampu menjadi daya tarik wisata," paparnya.
Menurut salah satu
wisatawan, Yustina, pertujukan Kidung Karmawibangga sangat menarik dan layak
untuk menjadi tontonan wisatawan.
"Menarik banget,
apalagi penarinya dari beragam tari yang menjadi satu. Ditambah latar belakang
Candi Borobudur, sangat eksotiklah," ungkap Yustina.
Baginya menyaksikan
pentas Sendratari Kidung Karmawibhangga di pelataran Candi Borobudur menjadi
pengalaman tersendiri.
"Kita biasanya
harus menonton bayar, ini disuguhkan bebas sebagai hiburan bagi para wisatawan
oleh pengelola Candi Borobudur sehingga sangat berkesan," pungkasnya.
Sementara itu,
penampilan penutup dari kelompok seni Jathilan Turonggobirowo dari Dusun Tlodas
Desa Pagergunung Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung mampu menghipnotis para
wisatawan Borobudur. Selain irama musik gamelan yang dinamis, dalam pentas
tersebut gerak atraksi para penari juga unik dan tentunya meninggalkan kesan
dan kenangan mendalam bagi para wisatawan di Candi Borobudur.
Editor Fany Rachma
Posting Komentar