Candi Borobudur secara arsitektur sebagai bangunan tempat peribadatan
umat Budha. Namun demikian letaknya yang berada di Jawa tidak bisa terlepas
dari kehidupan masyarakat Jawa. Masyarakat Jawa yang dikenal dengan sebutan
kejawen/ kejawaan memiliki spiritualitas dalam memaknai hidup dan kehidupan
yang berpegang pada nilai-nilai pekerti luhur dan budaya Jawa. Spiritualitas
Jawa yang berpedoman kepada tiga prinsip hidup yaitu: sangkan paraning
dumadi (dari mana manusia berasal dan akan kemana ia akan kembali), manunggaling
kawula gusti (manembah manusia kepada Tuhan) dan memayu hayuning bawana
(keseimbangan dan keharmonisan hubungan manusia dengan Tuhan, sesama manusia
dan alam). Spiritualitas yang melekat dalam perilaku kehidupan masyarakat Jawa
apapun agama maupun kepercayaannya, mereka tetap berspiritual Jawa.
Spiritualitas Jawa terlihat pada saat mereka memperingati 1
Suro sebagai penanda pergantian tahun Jawa. Tanggal satu Bulan Suro menurut
kalender Jawa atau tanggal 1 Bulan Muharram menurut penanggalan Islam/Tahun
Hijriah. Peringatan 1 Suro sebagai warisan budaya yang diprakarsai oleh Sultan
Agung Mataram untuk menyatukan seluruh masyarakat Jawa, membangkit kan semangat
kebangsaan dan nasionalisme, ketangguhan dalam menghadapi berbagai marabahaya.
Pergantian hari Jawa Satu Suro dimulai pada saat matahari terbenam dan diyakini
oleh masyarakat Jawa sebagai hari sakral dan suci. Satu Suro sebagai penanda
pergantian tahun yang mendatangkan kebaikan dan harapan baru memasuki tahun
baru. Satu Suro ditandai dengan ritual pembacaan doa sebagai permohonan kepada
Tuhan Yang Mahaesa agar diberikan kebaikan, ketentraman batin dan keselamatan,
terhindar dari segala marabahaya
Oleh karena itu sebagai implementasi dari spiritualitas Jawa
dalam mewujudkan keselamatan dan kedamaian Borobudur dari segala pengaruh
budaya luar yang dapat mengancam eksistensi dan kelestarian Borobudur. Maka
Ruwat Rawat Borobudur yang diprakarsai oleh Bapak Sucoro menyelenggarakan
peringatan 1 Suro di Candi Borobudur. Candi Borobudur sebagai pusat
spiritualitas yang memberi ruang bagi seluruh masyarakat sekitarnya apa pun
agama dan kepercayaannya untuk melakukan aktifitas ritual atau peribadatan
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. Peringatan 1 Suro di
Candi Borobudur sebagai wujud moderasi beragama memperlihatkan kebersamaan dan
kesatuan umat beragama dan kepercayaan untuk berdoa bersama sesuai dengan agama kepercayaan nya.Mereka berdoa untuk
keamanan, ketentraman dan kelestarian
Borobudur. Borobudur sebagai
pusaka dan pustaka dunia yang patut dijaga dan dilestarikan baik itu
arsitektur maupun tradisi dan
budayanya.
Tim Buku Ajar Kanthi Nalar
Posting Komentar